Press Release Sekolah Pasar Modal Level 2 KSPM FEB UNTIRTA Tahun 2024

Pada hari Jumat, 27 September 2024, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEB UNTIRTA menggelar kegiatan Sekolah Pasar Modal (SPM) Eksternal yang kedua secara tatap muka di salah satu gabungan ruang kelas pada lantai 4, Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Sindangsari. Acara ini diadakan dengan tujuan memberikan edukasi serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa UNTIRTA dalam hal investasi di pasar modal melalui salah satu aplikasi terkemuka “IPOT”.

Acara SPM Eksternal dimulai pada pagi hari pukul 08.30 WIB dan dihadiri oleh sekitar 200-an peserta. Rangkaian acara diawali dengan pembukaan oleh Master of Ceremony, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian disampaikannya sambutan-sambutan dimulai dari Dian Haerudin selaku Ketua Pelaksana SPM Eksternal, Muhammad Ariq Rahman selaku Ketua Umum KSPM UNTIRTA, serta Ibu Dr. Wulan Retnowati SE., M.Akt., Ak., CA., CSRS., CSRA., CFrA sebagai Direktur Galeri Investasi UNTIRTA. Setelah sambutan selesai, acara diteruskan dengan doa pembuka.

Pada sesi pemaparan materi KSPM FEB UNTIRTA menghadirkan 2 narasumber, Muhammad Fadli Fatahuddin Key Opinion Leader Head of Representative Office IDX Banten dan Dinda Kurniawati sebagai Representative Officer IPOT Serang. Pak Fadli memberikan penjelasan tentang pasar modal, dimana pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) dengan pihak yang memiliki dana lebih (investor). Di sinilah saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya diperdagangkan sebagai produk pasar modal. 

Lalu, terdapat struktur dalam pasar modal salah satunya adalah bursa efek, yaitu tempat terjadinya transaksi jual-beli saham atau instrumen lainnya, misalnya di Indonesia kita punya Bursa Efek Indonesia atau BEI. Emiten, yaitu perusahaan yang menjual saham atau obligasi mereka kepada publik. Selain itu, ada investor, baik individu maupun institusi, yang membeli saham untuk mendapatkan keuntungan. Di antara mereka ada juga peran-peran penting lainnya seperti underwriter, broker, dan lembaga kliring yang menjaga kelancaran dan keamanan transaksi.

Pak Fadli menjelaskan bahwa sejarah pasar modal Indonesia mengalami perkembangan penting pada beberapa periode, pada tahun 1977 dengan berdirinya Bursa Efek Jakarta (BEJ), kemudian swastanisasi Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1992, di mana pengelolaan bursa diserahkan dari Bapepam-LK ke pihak swasta untuk meningkatkan efisiensi. Kemudian, pada tahun 2008, BEJ dan Bursa Efek Surabaya (BES) bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) demi integrasi pasar yang lebih baik. Terakhir, pada tahun 2011 dibentuklah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengawasi sektor jasa keuangan secara lebih menyeluruh dan independen. 

Setelah paham pasar modal, kini selanjutnya Mbak Dinda menjelaskan beberapa mekanisme transaksi saham yang berbeda di berbagai platform investasi. Tapi sebelum dapat melakukan transaksi, para investor harus menjadi nasabah di perusahaan efek atau broker saham seperti aplikasi IPOT. Dalam aplikasi IPOT, terdapat batas minimum penarikan sebesar Rp 100.000. Sebagai contohnya Mbak Dinda mencari satu saham emiten dengan harga tertinggi dan terendah yang bisa dilihat di orderbook. Di sana, kita juga bisa melihat total valuasi transaksi perdagangan. Dengan data ini, kita dapat menentukan kapan harus beli atau jual saham, berdasarkan jumlah lot yang sedang mengantri untuk dibeli atau dijual. Ini memungkinkan investor untuk lebih cermat memantau pergerakan harga dan mengambil keputusan yang tepat. 

Jadi, investasi di pasar modal, terutama pada saham memerlukan pemahaman yang baik tentang analisis perusahaan, tren pasar, dan manajemen risiko. Dengan pengetahuan yang cukup, kita bisa memanfaatkan potensi keuntungan yang besar dari investasi ini, meskipun tentu ada risikonya. Acara ini ditutup dengan melakukan sesi dokumentasi bersama pemateri sebagai kenang-kenangan.

Author: Sebastian Nicodemus Gunawan

Editor: Baggas Hidayatullah